krik...krik...
Assalamualaikum….!!!Saya kembali dengan sebuah cerita yang sangat pantas bagi teman-teman untuk dibanggakan dengan kehadiran saya… Hahahahhaah….
Baiklah, saya tidak akan memperpanjang mukaddimah, saya akan lanjut bercerita yang indah untuk teman-teman, semoga bisa jadi dongeng pengantar tidur yang indah untuk teman-teman semua.
CHECK THIS OUT!!Pagi itu saya terbangun dari tidur indah nan sehat di sebuah kamar di sebuah kos-kosan mahasiswa yaitu Wisma INKUD. Meskipun telat, saya bergegas ke kamar mandi mengambil wudhu untuk shalat subuh. Sehabis shalat subuh saya yang harusnya membangunkan Paek, teman yang akan ikutan pergi ke Bandung rame-rame pagi ini, malahan ngenet menggunakan laptop milik saya sendiri dengan jaringan internet yang dimiliki da Taufik, salah satu uda di UPBM yang sedang melakukan KKN di salah satu desa di Jawa Barat.
OL sambil telungkup saya lakukan, saya ngelakuinnya tanpa ingat waktu, hingga datang sebuah sms membangunkan dari uni Sari, yang kemudian saya baca dan saya balas “udah bangun, tapi OL bntar ya.. hehe”.
Saya dan teman-teman harusnya berjanji jam 9 pagi untuk berkumpul di Pangkalan Damri Jatinangor. Namun saya baru berkemauan untuk membangunkan teman saya Paek pada jam 9 kurang seperempat. Teman saya yang cingkahak itu pun bangun dan segera bergegas dan bersiap-siap. Saya pun juga mandi dan bersiap-siap.
Sampai di Pangdam saya dan paek emlihat tiga rakyat UPBM, da aang, ni nadya, dan ni sari berada di sebuah tenda ecek2 untuk berteduh menunggu bis damri. Kami ber-5 menunggu kedatangan 3 orang lagi yang telah janji untuk ikut yaitu da yudi, willy, dan ayang atau eis. Ayang ketika ditelpon oleh Paek ternyata baru bangun tidur dan ia pun langsung bergegas ke kamar mandi, begitu juga dengan willy. Da yudi yang dihubungi ternyata lagi OTW ke Pangdam. Setelah semua lengkap, kami langsung memasuki bis damri yang ber-AC yang bisa dibilang nyaman.
Perjalanan ke Bandung cukup lama dikarenakan macet, wajarlah, ini hari Minggu. Tapi ada untungnya juga, kami yang harusnya turun di Dipatiukur dahulu, bisa langsung sampai di BEC—target perjalanan kami yang pertama, dengan berjalan kaki sedikit.
Di BEC, kita hanya menenunggu ni nadya mengantarkan printernya ke tempat ia beli printer ditemani oleh uni sari.
Setelah itu…
Perjalanan menarik dimulai….
Hahahah
Setelah itu kita jalan menuju tempat makan di BIP. Sampai di sana, saya, willy, paek dan da aang menunggu teman-teman yang lain memesan makanan. Ketika mereka tiba dimeja makan, barulah kita mencari MAKANAN YANG COCOK untuk dimakan (sengaja di capslock, haha).
Sebenarnya hanya paek dan da aang yang mencari makanan yang cocok UNTUK SELERA, sedangkan saya dan willi mencari makanan yang cocok BAGI DOMPET. Haha. Paek dan da aang memesan makanan dengan harga di atas 20 ribu, sedangkan saya dan willi hanya hanya memesan nasi goring dengan harga 11ribu itu pun tanpa air minum. Haha. Emang nasib. Haha.


Kami datang ke meja makan dengan membawa sebuah tanda pesanan dari tempat kami memesan makanan tadi. Tanda yang sangat kecil untuk jadi sebuah tanda pesanan yang akan dicari oleh pengantar pesanan. Haha.


Semua makanan datang, kami pun mulai makan sama-sama. Saya berusaha menikmati makanan mahal yang sebenarnya bisa saya dapatkan di Jatinangor, bahkan bisa saya masak sendiri dengan rasa yang lebih enak. Makan siang kami akhiri dengan sedikit poto-poto.
Kami mulai bingung untuk meneruskan perjalanan. Kami keluar BIP, dan ternyata hujan turun. Di bawah hujan yang gerimis kami segera memutuskan naik angkot menuju ke Ciwalk. Kami menikmati perjalanan di angkot hingga kami sampai di pesimpangan McD di Dago. Kami bereduh sejenak kemudian berlari ke simpang untuk naik angkot menuju Ciwalk. Da Aang dan Paek yang telah dulu menunggu angkot merasa kesal karena tidak ada angkot yang datang utnuk diberhentikan. TERNYATA, setelah saya dan yang lain datang, kami baru sadar ada palang penghalang jalan menuju Ciwalk. HAHA. Benar-benar memalukan, menunggu angkot di jalan yang tak mungkin ada kendaraan yang lewat di sana. Hahaha.


Kami segera menyeberang jalan yang macet di bawah hujan yang turun, kemudian da yudi menanyakan kepada polisi angkot apa yang bisa dinaiki menuju Ciwalk. Polisi berkata bahwa kita bisa menaiki angkot CAheum-Ciroyom yang nantinya melewati ITB.
Kami berteduh sementara di halte penantian angkot sambil poto-poto. Kami menanti angkot menuju Ciwalk yang sudah kami tandai bentuk angkotnya. Ketika asik-asik bersantai, sebuah angkot lewat dan berhenti di depan halte. Kami kegirangan dan segera menaiki angkot tersebut.

Akhirnya kami berangkat menuju Ciwalk. Namun memang nasib, “udi” itulah bahasa minang yang pas yang diucapkan oleh willi karena kita benar-benar sial. Angkot yang kita naiki ternyata angkot jurusan Caheum-ST. Hall. Kami baru sadar setelah ni nadya menyadarinya terlebih dahulu. Benar-benar sial.

Kami memutuskan berhenti di persimpangan yang ada huruf DAGO gede-gede itu loh, di bawah jembatan layang. Kami berjalan menyebrangi jalan menuju trotoar dan berhenti sejenak untuk memikirkan kita mau kemana. Ada yang masih berkemauan utnuk ke Ciwalk. Namun Willi ga mau, dan berkata “ alah ma, ndak usah lai, lah udi ma” yang artinya “udah, ga usah, ini udah sial namanya”.
Kita memutuskan untuk berpoto-poto dulu di tugu BDG di Dipatiukur. Setelah itu kami naik angkot menuju UNPAD DU. Sesampai di DU kami shalat Ashar dahulu. Sehabis shalat kami berembuk lagi untuk meneruskan perjalanan kemana. Satu-satunya hambatan untuk meneruskan perjalanan bermain ialah beberapa dari kami harus latihan musik di Sekre untuk penampilan menyambut kedatangan mahasiswa Korea yang ingin melihat kebudayaan Minangkabau sebagai salah satu kebudayaan Indonesia. Mereka adalah teman uda Noveri Maulana yang beberapa hari yang lalu baru pulang dari student exchange di Korea.
Akhirnya kami memutuskan untuk makan sate padang di depan kampus. Sate yang sangat enak. Dan hampir bisa disimpulkan bahwa ini adalah wisata kuliner ke Bandung. Haha.
Setelah itu kami barulah memutuskan untuk pulang ke Jatinangor. Huffftt….

Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Hahaha…
tp yaudah lah, yang penting KE BANDUNG, hehehe... (dasar alay)
Demikian lah sedikit kisah perjalanan ‘maele-ele’ yang kami lakukan pada Minggu tanggal 4 Juli lalu.
Semoga dapat menginspirasi teman-teman yang ingin melakukan perjalanan ke Bandung. HAhaha…
Hufftt.. garing yah??
Yah, emang garing sih, tp mau apa dikata, Cuma ini yang bisa saya persembahkan untuk teman-teman yang lain. emang benar, saya gak punya modal untuk menghibur teman-teman. Walaupun hanya memiliki modal wajah tampan.
Ya sudahlah… apapun yang tejadi, mohon maklumi saja, tak ada yang patut disesali, ini lah karya anak bangsa.
Hahaha….
Sampai jumpa di posting selanjutnya….
Hiks..hiks….
Sungguh mengharukan..
Wassalamualaikum…