Selasa, 08 Januari 2013

Sebuah Penjelasan atas Kritik dan Protes terhadap Film "Cinta tapi Beda"

Bolehkah saya ikut berklarifikasi menjelaskan masalah yang dipermasalahkan untuk film "Cinta Tapi Beda" karya Hanung yang diproduseri keluarga Punjabi?

Kalau boleh, singkatnya begini saja.

Ada tuntutan dari beberapa kelompok masyarakat Minang atas film tersebut. Tuntutannya adalah "Penghinaan" terhadap Minangkabau, terkait tokoh Diana sebagai gadis Padang namun beragama Katholik.

Saya jabarkan dahulu premisnya:


1. Padang itu kota, Minangkabau itu suku bangsa dengan segala adat budayanya.
2. Minangkabau, memiliki falsafah hidup "Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" yang terpatri pada perjanjian Bukik Marapalam.
3. Dari sana terpatri adat budaya bahwa Orang Minang asli, yang asli dengan adat dan budayanya, tentu harus beragama Islam. Di luar agama Islam, ia bukan orang Minangkabau.
Kota Padang, diisi oleh banyak suku bangsa, meskipun didominasi suku Minangkabau.
4. Orang Padang, pada kenyataannya, orang non Minang menganggap orang Padang itu sama dengan orang Minang (menurut pengalaman saya).
5. Hanung menokohkan Diana sebagai orang Padang, besar kemungkinan orang non-Minang menafsirkan Diana adalah orang Minang.
6. Pada filmnya (menurut yang sudah nonton), tidak dijelaskan bahwa Ranah Minang, tempat bernaungnya mayoritas adat budaya Minangkabau bersendikan agama Islam.

Jadi permasalahannya adalah:

1. Orang Padang yang biasanya dikenal oleh orang non-Minang dan orang awam lainnya sebagai orang Minang disajikan beragama non-Islam pada film tersebut.
2. Artinya, orang awam bisa menilai bahwa Orang Minang itu ada yang beragama selain agama Islam.
3. Padahal, SECARA ADAT, orang Minangkabau, haruslah beragama ISLAM. Keluar dari agama Islam, ke-Minang-annya hilang.

Jadi,


1. Itulah yang diprotes oleh mayoritas orang Minangkabau. Yakni penyajian Orang Minang yang bukan beragama Islam. Secara ADAT, itu tidak sesuai.
2. Satu yang harus ditekankan, yang memprotes bukanlah menghina balik agama non-Islam yang dikisahkan dalam film tersebut.

Begitulah. Saya harap tidak ada kesalahpahaman antara orang Minang dengan orang yang beragama non-Islam. Islam adalah agama yang indah, agama yang damai. :)

Ada kritikan? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ngomong aja..

Powered By Blogger